Warga Pegunungan Papua Kecamatan Paro Kabupaten Nduga mengungsi ke Kinyam, Ibu Kota Nduga.
Inilah aksi teror KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya, yakni Selasa (2023).
Operasi pengeboman yang dilakukan oleh KKB mengejutkan warga sekitar dan mereka harus mengamankan diri di Kinyam.
Dibutuhkan 3 hari untuk berjalan kaki dari Paro ke Kinyam.
Pangdam XVII/TNI Cenderawasih Mayor Jenderal Muhammad Salih Mustafa mengatakan pihaknya telah menyelamatkan orang-orang yang berbaris ke Kenya selama dua hari terakhir.
“Jika Anda sehat, itu akan memakan waktu dua hingga tiga hari.
Namun, ada anak-anak, ibu-ibu, dan orang tua yang ada yang sakit, sehingga para wali meminta TNI-Boli untuk mengungsi.”
TNI AD telah mengevakuasi 25 warga Kinyam yang sudah berada di Kinyam untuk berobat.
Warga mengungsi karena ada ancaman bom KKB di lokasi.
“Semua yang dilakukan adalah tindakan hukum karena Aegianos Kogoya telah menuntutnya,” katanya.
Ramadan Hedayat, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua, mengatakan operasi kemanusiaan sedang dilakukan seperti yang dikatakan komandan militer.
“Bupati Nduga sudah meminta TNI-Boli mengevakuasi warga Paro dan saat ini sedang mendata jumlah warga,” ujarnya.
Saat TNI-Bole melakukan pengintaian menggunakan helikopter di kawasan itu, mereka melihat warga berjalan masuk ke Kenya namun tetap menjauh.
“Ada ibu dan anak kecil di Kenya dan kami membantu mereka. Beberapa dari mereka sakit,” katanya.
TNI-Polri ada dalam kemanusiaan dan menginginkan masyarakatnya aman dan tertib.
“Oleh karena itu, tidak ada perang yang digunakan secara sewenang-wenang” ujarnya.
Ada warga yang belum bisa mengungsi karena evakuasi belum dilakukan dengan baik karena kendala cuaca.
“Ada warga yang tidak bisa dievakuasi karena keterbatasan helikopter, sehingga kami harus berjalan kaki. Kami juga memantau penerbangan mereka,” ujarnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Teror KKB Papua di Nduga, Warga Paro Berjalan ke Kenyam, Cmdr: Ambil 3 hari, itu kalau sehat.